Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera
(pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian.
Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proporsi - proposisi yang
sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar,
orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya
disebut dengan konklusi(consequence).Hubungan antara premis
dan konklusi disebut konsekuensi. Ada dua jenis metode dalam menalar
yaitu induktif dan deduktif.
Dalam postingan kali ini saya akan membahas tentang penalaran induktif.
Dalam postingan kali ini saya akan membahas tentang penalaran induktif.
PENALARAN INDUKTIF
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang
diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Penalaran induktif
membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang
diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan
statistik.
Jenis-jenis Penalaran Induktif :
A. Generalisasi
Pada generalisasi tersebut, peristiwa yang kita kemukakan harus memadai agar
yang kita tarik adalah kesimpulan yang terpercaya suatu kebenarannya. Contoh :
·
Beruang butuh makan untuk hidup.
·
Tikus butuh makan untuk hidup.
·
Ayam butuh makan untuk hidup.
Generalisasi : Semua hewan butuh makan untuk hidup.
Pernyataan “Semua hewan butuh makan untuk hidup.” hanya memiliki kebenaran
probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Generalisasi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana kesimpulannya diambil berdasarkan sebagian
fenomena yang kesimpulanya berlaku juga bagi fenomena sejenis yang belum
diselidiki, misalnya. Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah
menusia yang suka bergotong-royong kemudian diambil kesimpulan bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah
generalisasi sebagian (probabilitas).
Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta,
namun fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada.
Fakta-fakta tersebut atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah
mewakili seluruh persoalan yang diajukan. Contoh : Sisa suka berenang.Deni juga
suka berenang.Reni suka main bola.Teti suka main bulutangkis.Dapat disimpulkan
bahwa anak-anak komplek bahari suka olahraga.
2. Tanpa Loncatan Induktif (Sempurna)
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan
diselidiki semua. Generalisasi semacam ini, memberikan kesimpulan yang sangat
kuat dan tidak dapat dipatahkan tetapi prosesnya tidak praktis dan tidak
ekonomis. Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan
menyakinkan, sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.
Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya,
diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.
Contoh: Rika suka bermain bola basket.Rino juga suka bermain bola basket.Tino
suka bermain sepak bola.Jadi dapat disimpulkan ke tiga anak tersebut menyukai
permainan bola.
B. Analogi
Dalam analogi, kita membandingkan dua macam hal. Dalam penalaran ini kita
hanya memperhatikan persamaannya,tanpa memperhatikan
perbedaannya.Jadi,kesimpulan yang didapat didasarkan pada persamaan diantara
dua hal yang berbeda. Proses penalaran untuk menarik kesimpulan/referensi tentang
kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain
yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan.
Tujuan dari penalaran secara analogi yakni :
·
Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
·
Analogi dilakukan untuk menyingkap kekeliruan.
·
Analogi dilakukan untuk menyusun klasifikasi.
Contoh: Alam semesta berjalan dengan sangat teratur seperti halnya mesin. Matahari,bumi,bulan
dan bintang berjuta jumlahnya beredar dengan teratur, seperti halnnya roda
mesin yang rumit berputar. Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit
pada penciptanya yaitu manusia. Manusia yang pandai, teliti, bijaksana. Tidakkah
alam yang maha besar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak pula ada
penciptanya? Pencipta yang Maha Pandai, Maha Teliti, dan Maha Agung?.
C. Kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang
saling berhubungan. Dengan menghubungkan fakta yang satu dengan fakta yang
lainnya.ampai pada kesimpulan yang menjadi sebab dari fakta itu.atau dpat juga
kita sampai pada akibat dari fakta itu.Dalam kaitannya dengan hubungan kausal
ini, tiga hubungan antar masalah yaitu sebagai berikut:
1) Sebab akibat
Sudah seharian ini Budi belum makan, sehingga perutnya menjadi sakit begini.
2) Akibat sebab
Karena sakit perut, Budi pun dibawa ke puskesmas terdekat
3) Akibat-akibat
Ketika pulang dari pasar, ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu
langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah.
Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar